Salah satu yang rasa syukur menjadi warga Indonesia adalah, karena negara ini memiliki banyak sekali suku, adat, dan budaya. Kami memiliki kepuasan tersendiri saat mendapatkan klien yang ingin mendokumentasikan sebuah acara adat tradisional. Rasanya kami seperti bagian dari pelestari budaya bangsa ini. Ya, seperti salah satu upacara adat ini yang VML projects kerjakan yaitu upacara adat Tedak Siten. Apa kalian tau apa itu upacara adat Tedak Siten? Simak selengkapnya dalam artikel ini
Apa ituTradisi Tedak Siten?
Menurut situs Kemendikbud, Tradisi tedhak siten atau tedak siten berasal dari kata “tedhak” yang memiliki arti “menapakkan kaki” dan “siti” yang berarti bumi atau tanah. jadi upacara Tedak Siten ini adalah, sebuah acara yang bertujuan untuk mengutarakan rasa syukur karena telah dapat menapakkan kaki di bumi ini untuk pertama kalinya.
Tedak Siten ini merupakan salah satu adat yang berasal dari tanah jawa. Biasanya, upacara adat ini dilakukan ketika bayi sudah berusia tujuh lapan dalam kalender jawa ~bukan tujuh lapan tahun ya, kalau itu mah kakek dong bukan bayi~. Orang Jawa mengenal satu lapan itu sama dengan 35 hari, jadi 7 lapan itu sama dengan 245 hari, atau sekitar 8 bulan dalam kalender masehi. Biasanya, umur 8 bulan ini, merupakan umur ketika bayi baru mulai belajar duduk dan berjalan di tanah.
Adat Tedak Siten ini memiliki makna simbolis yang mengartikan betapa pentingnya makna hidup di atas bumi, yang mempunyai hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sekitar.
Apa Sih Tujuan dari Upacara Adat Tedak Siten ini?
Upacara ini merupakan sebuah pertanda usia bagi seseorang yang baru saja lahir ke muka bumi ini. Selain itu, Tedak Siten juga memiliki simbol, tujuan, dan harapan yang lebih dari itu, yuk kita jabarkan di bawah ini,
Upacara Tedak Siten merupakan sebuah penghormatan kepada bumi di mana sang buah hati mulai bisa belajar berjalan.
Tedak Siten merupakan sebuah harapan dari orang tua kepada anaknya agar kelak bisa menjadi seseorang yang berguna baik bagi keluarga, masyarakat, dan negara.
Upacara ini dipenuhi oleh do’a dan harapan baik dari orang tua, sesepuh, ataupun orang-orang yang mengikuti acara tersebut. Do’a ini diharapkan bisa menjadi pelindung dan penguat untuk sang anak kelak agar bisa tumbuh menjadi seseorang yang sukses dalam menjalani kehidupannya
Makna simbolis dari upacara ini adalah pengungkapan harapan agar masa depan bayi tersebut diharapkan menjadi seseorang yang kuat, dan mampu berdiri sendiri dalam menempuh kehidupan yang penuh tantangan ini
Sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pada usia tersebut, sang anak mulai mengenal alam, di sekitarnya dengan berjalan di tanah