Dokumentasi Tradisi Siraman – VML Projects

Beberapa waktu lalu, VML Projects mendapatkan klien yang ingin mendokumentasikan prosesi pernikahannya. Yang menarik adalah, dalam pernikahan ini, ada suatu prosesi adat yang dinamakan Siraman. Ayo, ada yang tahu apa itu tradisi Siraman dalam sebuah pernikahan? Yuk kita bahas dalam artikel ini.

Apa itu Upacara Siraman?

Dikutip dari jurnal yang berjudul “Makna Simbolik Upacara Siraman Pengantin Adat Jawa”, karya Waryunih Irmawati, istilah Siraman berasal dari kosa kata Jawa yaitu “siram’ yang memiliki arti mengguyur atau mandi.

Upacara Siraman dilakukan antara jam 10.00 hingga 15.00 WIB, sehari sebelum upacara panggih. Dalam kepercayaan adat Jawa, konon pada pukul 11.00 WIB, akan hadir bidadari yang turun untuk mandi bersama para pengantin. Hal ini lah yang menyebabkan banyak para pengantin yang memilih jam tersebut untuk melaksanakan prosesi adat siraman.

Yang bertugas dalam upacara ini untuk menyirami para calon pengantin adalah sesepuh yang dipilih. Jumlah para penyiram haruslah ganjil baik 5,7,9,11, ataupun 13. Namun, biasanya jumlah yang dipilih adalah 7, agar para pengantin tidak terlalu kedinginan.

Seusai upacara Siraman ini, biasanya ada upacara susulannya yang dilakukan pada malam hari. Upacara tersebut dinamakan Midodareni. Apa itu acara Midodareni? kita bahas lain waktu ya, kita fokus dulu upacara siraman. 

Upacara Siraman ini, berlaku untuk kedua mempelai ya, bukan hanya wanita saja.

Tujuan Upacara Siraman

Lalu, apasih tujuan dari upacara Siraman ini? Upacara Siraman ini bertujuan untuk meminta berkah dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Harapannya, agar kedua pengantin dibersihkan dari godaan dan pengaruh buruk yang mungkin akan mengganggu jalannya rumah tangga mereka kedepannya.

Apa Saja Yang Diperlukan dalam Upacara Siraman

Lantas, apa saja sih yang harus dipersiapkan untuk menjalankan prosesi adat Siraman ini? Dikutip dari sebuah artikel yang berjudul “Upacara Siraman dalam Rangkaian Upacara perkawinan Adat Jawa” karya Ernawati Purwaningsih, hal-hal yang perlu disiapkan untuk upacara ini diantaranya,

Air

Air yang diambil haruslah dari sumur yang bersih. Setelah disiramkan pada pengantin, harapannya mereka mendapatkan kesucian lahir dan batin layaknya air bersih tersebut.

Kembang Setaman

Kembang Setaman ini adalah perpaduan antara beberapa bunga, biasanya adalah mawar, melati, cempaka putih (kantil), dan kenanga. Keseluruhan bunga ini dimasukkan ke dalam air sehingga mengeluarkan aroma yang wangi.

Konyoh Manca Warna

Ini merupakan lulur yang terbuat dari tepung beras dan kencur, lalu dicampur dengan 5 warna, merah, kuning, hijau, biru, dan putih. Konyoh ini nantinya akan dilulurkan pada kedua pengantin.

Landha Merang

Kalau yang ini merupakan shampo yang nantinya digunakan dalam upacara Siraman. Landha merang biasanya adalah abu merang yang direndam dalam air. Merang sendiri adalah batang padi kering yang tidak ada sekam dan daunnya.

Santan Kanil

Ini merupakan santan pekat yang digunakan untuk menghitamkan rambut

Banyu Asem

Banyu asem ini digunakan layaknya kondisioner  

Dua Kelapa Tua

Kelapa ini keduanya diikat menjadi satu dengan sabut kelapa, lalu dimasukkan air yang telah diberi kembang setaman

Slemek Lungguh

Ini merupakan alas yang nantinya digunakan, biasanya dari tikar pandan dengan ukuran 1 meter perseg, kain mori satu lembar, dan jarik satu lembar. Lalu, biasanya juga digunakan beberapa daun yang terdiri dari daun kluwih, kara, dadap srep, dan alang-alang. Dedaunan ini nantinya akan diletakkan di bawah tikar.

Jarik atau Kain Empat Warna

Kain yang dimaksud adalah bango tulak yuyu sekandhang, pulo wati, dan kain lainnya yang berwarna jingga.

Kain Mori Satu Lembar

Kain ini diperlukkan kira-kira dua meter, serta kain batik sebelum memakai mori

Kain Grombol dan Nagasari

Jika tidak menemukan kain ini, boleh juga diganti dengan motif lain seperti sidomukti, sidoasih, sidoluhur, semen rama, atau semen raja

Kendhi

Kendhi ini nantinya berisikan air putih yang digunakan untuk menandai berakhirnya Upacara Siraman

Sesaji Siraman

ada juga beberapa sesaji siraman yang harus dipersiapkan diantaranya yaitu,

  1. Tumbeng Robyong (nasi putih yang dibentuk kerucut dan dihias dengan sayuran mentah).
  2. Tumpeng Gundhul (Melambangkan payudara ibu, yang diharapkan agar sang anak pertama kali hidup dengan air susu ibu)
  3. Dhahar anyep-anyepan
  4. Pisang raja salirang
  5. Pisang pulut salirang genap
  6. Pala gumantung
  7. pala Kependhem
  8. Pala Kesimpar
  9. Empluk-empluk yang telah diberi bumbu dapur lengkap
  10. Telur ayam kampung 1 butir
  11. Kelapa yang sudah dikupas kulitnya
  12. Gula jawa setangkep
  13. Cuplak ajug-ajug (untuk obor)
  14. Kembang telon
  15. Jenang werna pitu
  16. Jadah
  17. Jenang Dodol
  18. Wajik
  19. kacang Cina
  20. Ayam Jago Seekor
  21. Jajanan pasar

Pelaksanaan Upacara Siraman

Nah, kalau semua bahan di atas sudah siap, apalagi yang harus dilakukan? Untuk Upacara Siraman ini, terdapat 6 tahapan yang harus dilalui yaitu,

1. Penyiapan Air

 Tempat penyimpanan air oada Siraman ini disebut pengaron. Pengaron ini lalu dimasukkan air, kembang setaman, dan dua buah kelapa yang telah diikat

2. Kedua Calon Menuju Tempat Upacara Siraman

Setelah pakaian khusus Siraman ini digunakkan, kedua mempelai dijemput oleh masing-masing orang tuanya dari kamar pengantin. Para penganten, bersama orang tuanya, yang didampingi juga oleh pinisepuh yang membawa jarik grompol satu lembar, nagasari satu lembar, handuk, dan padupaan atau kerap disebut Ubarampe lalu pergi ke tempat Siraman.

3. Prosesi Siraman

Sebelum badan pengantin diguyur, doa mula-mula dipanjatkan terlebih dahulu. Lalu guyuran dilakukan secara berurutan dari mulai bapak, ibu, dan para sepuh.

4. Akhir Upacara Siraman

Sesepuh, atau juru rias yang ditunjuk lalu mengeramasi pengantin menggunakan landha merang, santan kanil, dan banyu asem. Lalu, para pengantinpun diluluri dengan konyoh. Setelah itu, kemudian disiram kembali sampai bersih.

5. Pengucuran dan Penghancuran Kendhi

Setelah pengguyuran beres dilaksanakan, para calon pengantin kemudian melantunkan doa. Setelah itu, juru rias mengucurkan kendhi untuk berkumur sebanyak tiga kali atau melakukan gerakan wudhu.

Selanjutnya, juru rias mengguyurkan air kendhi ke kepala calon pengantin sebanyak tiga kali serta membersihkan muka, telinga, leher, tangan, dan kaki sejumlah tiga kali. Setelah air kendhi habis, juru rias akan memecahkan kendhi tersebut dihadapan kedua orang tua calon pengantin.

6. Pengantin Kembali ke Kamar pengantin

Kedua Calon kemudian dibawa kembali oleh kedua orang tuanya ke kamar pengantin dengan cara digandeng. 

Kebayangkan khidmatnya seperti apa pernikahan yang dihiasi oleh upacara adat ini? Nah, buat kalian yang akan menggelar pernikahan, percayakan aja deh urusan dokumentasinya ke VML Projects, dijamin pernikahan kalian akan terdokumentasikan dengan sangat indah. Langsung aja konsultasiin kebutuhan dokumentasinya mau seperti apa di sini.

(Visited 42 times, 1 visits today)

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *