Etika Pengambilan Foto Dalam Prosesi Tutup Peti

Etika Pengambilan Foto dalam Prosesi Tutup Peti

Dalam tradisi tertentu, ada acara prosesi tutup peti saat terjadi kematian salah satu anggota keluarganya. Yang dimaksud dengan upacara tutup peti adalah sebuah prosesi dimana peti jenazah yang semenjak kematiannya dibuka, kini ditutup sebelum proses kremasi. Prosesi ini biasanya hampir bersamaan dengan malam kembang. Para keluarga dan kerabat jenazah berkumpul untuk memberikan rasa bela sungkawa kepada keluarga dan penghormatan terakhir kepada jenazah.

Banyak yang mengambil gambar atau memoto prosesi tutup peti ini. Tujuannya adalah mengambil kenang-kenangan di hari terakhir keluarga mereka saat meninggal. Memotret saat melayat seperti ini memang tidak dilarang.

Apalagi hampir setiap pelayat pasti memiliki dan membawa smartphone yang bisa memoto kapan saja. Bahkan ada keluarga yang membawa fotografer profesional untuk mengabadikan momen ini.

Tapi perlu diingat bahwa ada adab-adab tertentu saat ingin memotret pada acara kematian. Adab atau etika tersebut memang tidak tertulis di atas kertas. Tapi sebagai bentuk norma tidak tertulis yang biasa ditaati oleh masyarakat.

Berikut beberapa etika mengambil foto pada prosesi tutup peti.

  1. Jangan Memotret Tanpa Izin

Jika memang benar-benar ingin mengambil gambar, sebaiknya izin dahulu kepada keluarga jenazah. Karena ada beberapa keluarga yang mungkin tidak menghendaki acara kematian difoto layaknya acara lainnya. Apalagi memoto jenazah.

Jika tidak diizinkan, jangan keras kepala. Hormati otoritas mereka karena apapun yang terjadi, mereka sedang berkabung. Jangan menambah kesedihan dengan hal-hal yang tidak mereka inginkan.

  1. Jangan Menggunakan Flash

Bila keluarga jenazah telah mengizinkan, silakan dilakukan. Tapi tetap dengan etika-etika tertentu. Jangan memoto dengan menggunakan flash. Karena sinar flash yang muncul akan mengganggu kesakralan saat upacara kematian. Jangan pula mengambil gambar sambil tertawa. Karena jelas itu tidak menunjukkan rasa empati sama sekali.

  1. Jangan Terlalu Mencolok

Boleh-boleh saja mengambil gambar, tapi lakukanlah dengan cara yang tidak mencolok. Tidak perlu repot keliling ke sana kemari layaknya memoto pengantin untuk mencari angle yang tepat. Sebisa mungkin lakukan secara diam-diam tanpa membuat kegaduhan dan mengganggu acara yang sedang berjalan.

  1. Hindari Selfie

Dan satu yang perlu diingat, hindari selfie. Jangan terlalu euforia berfoto selfie saat mendatangi acara prosesi tutup peti. Karena tindakan foto selfie akan terkesan tidak menghormati keluarga jenazah. Ketika memang ingin mengabadikan momen bertemu keluarga besar atau kerabat, lakukan saat jenazah telah dikremasi atau jenazah telah dikebumikan.

  1. Tunggu Hingga Acara Selesai

Kalau memungkinkan, jangan mengambil foto saat acara prosesi tutup peti masih berlangsung, bersabarlah sedikit, tunggu hingga acara selesai. Setelah selesai, anda bisa berfoto dengan memperhatikan etika yang ada. Tetap tenang dan jangan membuat kegaduhan.

Itulah beberapa etika yang harus diperhatikan saat menghadiri acara tutup peti ataupun prosesi kematian lainnya. Memoto saat terjadi kematian memang tidak dianjurkan. Tapi jika masih ingin mengabadikan momen terakhir bersama jenazah, anda bisa meminta bantuan pada jasa fotografer profesional.

Salah satunya adalah VML projects. VML projects adalah jasa fotografer dan videografer profesional yang bisa membantu mengabadikan setiap momen berharga dalam hidup anda. Mulai dari acara kelahiran, kelulusan, pernikahan, hingga kematian. Kami paham betul bagaimana cara mengambil foto atau video untuk setiap acara yang berbeda. Termasuk prosesi tutup peti dan prosesi kematian lainnya.

Tidak perlu khawatir kehilangan kenangan terindah bersama orang-orang tercinta. Karena bersama VML projects, semua bisa tertangani dengan mudah.

jasa-foto-kematian

(Visited 328 times, 1 visits today)